MENITI RASA
Bait
demi bait ku sapa kata. Tapi debu ini masih menempel, menggangu pandangan.
Hingga panas kulit jari , belum juga nampak goresan. Peluhpun mengalir. Seiring
panas darah yang mulai merayap dalam pempuluh darah. Apa yang terasa tak sama. Dengan
penampakan. Menjadi tanda tanya mungkinkah rasa bisa berbohong. Mampukah padi
tumbuh dan berbulir. Dalam tanah yang penuh gulma. Kenyataan ada. Tapi tak seputih
beras dalam pabrik. Rasanyapun beda. Ditambah perasa tetap tak berasa.
Entahlah
….ada angin menyapa rindu rasa. Debu itupun perlahan tersingkap. Tanyaku
sedikit terjawab. Hingga kagum berdecak. Menghentak irama dada. Dengan
jari-jari yang mulai melemah termakan usia. Mencoba meraba bait-bait kata. Jadi
jejak langkah sebuah rasa.
Salam literasi
#100katabercerita #30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallege
#WarisanAISEI #pendidikbercerita
#Day11AISEIWritingChallege
Bagus banget pilihan kata-katanya Bu...
BalasHapusTerimakasih pujiannya bunda cantik
HapusMembuncah rasa tak tentu arah...
BalasHapusMencoba mencari rasa yg terarah di group ini, he he he
HapusBu kadek...kok pinter banget sih ngerangkai kata nyaa..ajarin dong
BalasHapusMasih belajar bunda cantik
HapusAda angin menyapa rindu... Akupun sllu mnunggu saat dmn kt bs bertemu..
BalasHapusDiantara dahan kering smg ada kereta menjemput kt dalam jamuan ya bunda
HapusSaya senang membaca tulisan seperti ini. Terimakasih Bu
BalasHapusTerimakasih pak. Jd mengurangi malu saya
HapusBiar terlambat asal menulis
BalasHapusBener pak, bingung mau nulis apa. Krn tk pernah kemana
Hapus