KISAH SEORANG SISWA
Akhir
Oktober yang mengejutkan. Bagaimana tidak???....saat sembahyang Purnama di SMPN
5 Negara, tempat pertama aku diangkat menjadi guru, tiba-tiba aku dikejutkan
dengan saapan.
“ Pagi Bu Yuli….”
“ Ibu , masih ingat dengan ku?” katanya
lagi dari atas motor.
Sesaat
aku tertegun. Ku perhatikan dua orang gadis yang baru datang dengan motornya.
Mereka berhenti di depan pintu gerbang sekolah. Waktu itu aku masih membawa
alat maturan sesajen. Karena mereka bermasker, wajar rasanya aku tidak bisa
mengingatnya. Akhirnya yang menyetir motor turun, sambil tertawa.
“ Maaf cantik, ibu lupa, siapa ya?”
sahutku akhirnya
Suamiku
pun keluar dari tempat sembahyang. Seolah dia mendengar ada suara dari gerbang
sekolah. Akhirnya dia membuka masker.
“ Ibu aku yang dulu, ikut olimpiade
Biologi dan seleksi PMR..” dia berusaha mengingatkanku.
“ Aku Rima, Bu…” katanya sambil
membuka kaca mata hitamnya.
“ O…iya…Risma Maulida. Yang maunya
ke Makasar saat seleksi Jumbara PMR di tingkat provinsi?” akhirnya ingatan ku
muncul.
Kamipun
terlibat dalam percakapan masa dia SMP.
Ternyata Risma sekarang cantik. Penampilannya beda. Maklum dia sudah biasa
wara-wiri Indonesia – Jerman. Kerjaannyapun wah….membuat aku kagum. Risma
seorang translator Bahasa Jerman di Universitas Udayana. Dia biasa mengurus
masalah pertukaran mahasiswa Jerman yang ingin mengenal kegiatan kampus di
Universitas Udayana. Luarbiasa nak, ternyata kegagalan ke Makasar saat SMP kau
balas dengan prestasi yang luarbiasa.
Keberanianmu
mengambil keputusan. Membuat aku menjadi kagum. Bagaimana tidak?. Padahal sudah
kuliah jurusan perpajakan di Universitas Udayana, kau tinggalkan pergi ke
Jerman. Demi mewujudkan keinginanmu. Kegigihanmu berbuah manis. Ibu bangga pada
dirimu. Dan yang terpenting, terimakasih masih mengingat gurumu ini.
#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallege
#WarisanAISEI
#pendidikbercerita
Selalu Terharu ketika membaca peristiwa tentang murid yg masih menghormati gurunya, apalagi sampai berkunjung...
BalasHapusTerimakasih sudah membagi kisah yg menarik Bu
Terimakasih kembali pak
Hapus