MEMBANGKITKAN JIWA MENELITI
Mengingat
kembali saat itu. Di tahun 2017 aku mencoba mengajak muridku untuk menjadi sedikit keritis. Ceritanya terjadi
karena aku mulai terusik dengan adanya surat undangan lomba LKTI dari
Universitas Udayana , khususnya dari Fakultas KIMIA. Wah…..ini pasti seru kalau
anak SMP diajak meneliti.
Surat
datang ke sekolah minggu pertama November 2016. He..he…tanggalnya lupa. Ku simak
isi surat undangan. Jelas tertera kreteria lombanya. Perhatianku tertuju dengan
batas akhir pengiriman makalah hasil penelitian
tanggal 31 Januari 2017.
Dalam
waktu seminggu aku mendekati siswa yang berbakat untuk menulis. Siswa yang
juara umumpun tak luput jadi incaranku. Tapi nihil. Ternyata siswa tersebut hanya
tertarik untuk olimpiade Matematika saja. Hemmmm…. Akhirnya kreteria ku
turunkan. Aku hanya mencari siswa yang
mau mencoba keberuntungan.
Akhirnya
banyak yang berminat. He ..he..he kembali aku keblenger. Untuk mengurangi ras
kecewa mereka. Aku tugaskan membuat draf , hal yang ingin mereka teliti. Sekalian
juga dengan judul yang akan jadi makalah LKTI. Dari lima judul oleh lima
kelompok siswa, dimana setiap kelompok terdiri dari tiga orang anggota. Ku putuskan hanya satu judul yang aku bantu
membinanya. Kenapa yang lain? Yaaa… karena merekaa jeplak sama dengan hasil
penelitian yang ada di Internet. Akhirnya ku jelaskan begitu ke siswa.
Bersyukur mereka paham dengan keputusanku. Disamping waktunya juga sudah
mendesak.
Saat
itu. Aku dan kelompok KIR Spentura mulai
asyik bereksperimen dengan kelapa. Kita sibuk mengingat kembali tradisi nenek
moyang , membuat minyak tandusan (dalam bahasa Bali) atau minyak kelentik
(bahasa jawanya). Ini bukan tandusan biasa, karena kita menginovasinya dengan
wortel. Sehingga rasanyapun menjadi lebih gurih.
Makalah
tepat waktu kita kirim. Dalam penantian. Jawabanpun diterima. Rasa syukur kami
panjatkan. Kelompok KIR Spentura lolos menjadi finalis. Kamipun hadir dalam
kegiatan final. Untuk mempresentasikan hasil penelitian. Wow… saat itu
benar-benar sedikit syok tim spentura. Maklum
pengalaman pertama bagi mereka. Dan menyaksikan penampilan lawan yang begitu
meyakinkan. Akupun menyemangati mereka dengan kalimat “ jangan menyerah, setiap
orang punya rejeki. Tetap semangat. Sampaikan apa yang kamu teliti dan
hubungkan dengan sumber materi yang kamu baca. Analisalah dengan kemampuanmu. Yakin
pasti bisa”. Akhirnya mereka maju dengan senyuman.
Senyuman
bukan berarti mereka juara 1. He …he..he juri hanya tertarik dengan
penelitiannya menjadi juara harapan 1. Ini sudah cukup membuat aku sebagai
pembina merasa bangga dengan siswaku. Bagaimana tidak. Anak SMP sudah mau
mencoba meneliti itu luarbiasa. “Ternyata meneliti itu seru.” Kata mereka saat
pulang. Terakhir aku dengar, kelompok KIR ini. Sudah mulai kuliah di teknik Komputer, kedokteran dan farmasi. Selamat
anak-anakku. Semoga jiwa meneliti dan menulis kalian lakukan saat kuliah. Salam
literasi. Semangat…Meneliti memang seru.
#100katabercerita
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallege
#WarisanAISEI
#pendidikbercerita
#Day11AISEIWritingChallege
Wah luar biasa ibu yang satu ini
BalasHapusAnak anak yg membanggakan..terlebih lagi gurunya super membanggakan
BalasHapus👍👍
BalasHapusWahhh endingnya seru, mereka kuliah dibidang yg seru juga untuk diteliti
BalasHapusGuru yang hebat!
BalasHapus