MURIDKU TERJEBAK DARING

 


Keresahan orang tua akan anaknya yang belajar di rumah terjawab sudah. Seorang anak sebut saja  Andi (maaf jika namanya sama).  Bagaimana bisa terjadi.  Andi yang sudah berkecukupan. Tidak pernah berfikir tentang susuahnya mendapat paket internet sampai dipanggil guru BK untuk datang ke sekolah . Kenyataan yang sangat memukul ibunya.

Sebagai wali kelasnya aku juga kaget. Ku periksa dengan teliti daftar hadir dan tugas uji kompetensi selama tiga minggu belajar jarak jauh dari rumah. “ lho….Andi selalu mengikuti pembelajaran. Dan tugas saya juga di kerjakan walau nilainya masih kurang”.

Nampak ibunya Andi mulai wara-wiri di lapangan sekolah. Dengan wajah tegang sang ibu menenteng tas berat sepertinya sarat dengan buku-buku Andi.

“ Pagi ibu. Ada yang saya bisa bantu?  “ tanyaku. “ waduh… bu. Anakku kq bengini ya. Banyak sekali bolong tugasnya?” .

“Masalahnya dimana ya bu?. Kan fasilitas sudah lengkap.”

“ Nah itu dia , jaringane kq angeeeeeel  banget. Tugas anakku tak terkirim”

“ Begini bu . Coba link tugasnya dibuka dulu , siapa tahu anaknya kelupaan.”

Andi menunjukkan ponselnya dan mengecek tugas-tugas yang telah dibuat. Nampak wajahnya mulai memerah, tangannya gemetaran memencet tombol Hp . Kenyataannya ya memang benar belum buat karena layar tugasnya kosong. Ya wajar di panggil guru BK.

Lama ku termenung. “ Ada apa dengan muridku ini?” jadi ingat nasehat Sang Prabu Drona kepada Arjuna muridnya. “ Kalau tangan tidak bisa memecah batu , kesalahannya ada pada tangan apa batu?”

Ku ajak  ibu Andi mencermati catatan guru BK, sedangkan Andi tetap mengerjakan tugas dari gurunya. Setelah melihat riwayat hasil pembelajaran daring anaknya. Sepertinya sang ibu mulai penat. “ Ada apa bu?” tanyaku

Wajah sang ibu memerah . “ Ini pasti main game anakku!”. Ku tenangkan sang ibu dengan penjelasan sperlunya. Ternyata daring membuat resah kantong dan perasaan orang tua.

 

Komentar

  1. Memberi fasilitas tanpa mengontrol lagi.

    BalasHapus

  2. Perlu sinergitas orangtua, anak dan guru ttg pjj

    BalasHapus
  3. Prioritas Andi Games dulu, sehingga lupa buat tugas

    BalasHapus
  4. Semangat semoga anaknya bisa kembali fokus

    BalasHapus
  5. trmyata seperti itu ya, iya anak2 kadang tidak memanfaatkan quota dr sekolah untuk yg semestinya

    BalasHapus
  6. Hihi.. anak2 terjebak game, orang tua terjebak kuota selangit. Guru terjebak dalam task sheet yang menumpuk di cloud. Semoga kiita bisa bershabar dan mendapat rezeki di akhirat ya bu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer