SAHABATKU

 


Hari ini sekolahku mengadakan pembagian rapor tengah semester. Para wali murid datang ke sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Seperti biasa selesai mengajar daring dan pembagian rapor untuk perwalianku, aku kembali keruangan tempatku bersembunyi dengan laptop. Sedang asyik menggores-gores anggenda sesuai kegiatan ku hari itu, sepintas nampak seorang ibu muda cantik lewat di luar. Ku berlari kecil kea rah pintu. Ternyata benar dia Devi temanku saat SMP.

“Devi…?” panggilku agak lirih. Dia pun menoleh.

Akhirnya kita hanya teriak-teriak dengan tetap jaga jarak. Saking seneng dan tak bisa berpelukan,  cukuplah teriakan kita mewakili.

Kitapun terlibat perbincangan kecil ke masa lalu. Sampai kemasalah anak-anak kita. Dirimu ternyata masih tetap enegik dan ceria. Walau ku tahu dari sorot matamu banyak hal yang kau sembunyikan. Dirimu tetap tersenyum. Matamu tak bisa berkata, kawan. Tapi ada rasa yang tersimpan. Harta tak menjadi ukuran, apa dan bagaimana rasa. Tetap salut dan bahagia dengan pilihan untuk rasa yang kau pilih. Demi cinta yang dititipkan padamu. Berjuanglah terus sampai asa dari setiap rasa dapat kau gemgam.

Dengan mengantarmu ke tempat parkir. Akhirnya kita berpisah. Senyummu selalu manis kulihat. Padahal letihmu luarbiasa. Tak pernah bosan berbagi dibalik rasa yang kau pendam. Semangatmu kepelosok demi mesin-mesin jahit anak desa tak pernah kau abaikan. Solusi agar perekonomian tetap berputar tetap kau pikirkan. Tak pernah kau katakana sakitmu pada mereka.

Lamabain tanganmu, ku tatap sampai bayangan warna tubuhmu menghilang dari pandangan. Terimakasih kawan…disibukmu kau masih sempat  hadir ke sekolah demi anak-anakmu. Walau tak sedarah dengan mu. Aura rasamu kan ku simpan dalam lembaran indah.

 

Salam literasi.

#100katabercerita #30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallege

#WarisanAISEI #pendidikbercerita

#Day20AISEIWritingChallege

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer