SOMASI UNTUK MU KORONA

 



                                                                    



Tepat di hari keempat belas ini. Terdengar suara dari telopon. Ada kabar, kenalanku terinfeksi virus
corona. Menambah dukaku karena keluargaku juga ada yang pergi tanpa diantar, karenanya. Gundah hati tak terbendung. Ini perang tak bertedung tapi bergaung.

Hadir mu......sungguh memaksak anak-anak bangsa berdiam. Tanpa daya duduk manis. Dalam tawa mereka. Ada rasa yang tertahan. Berharap segera berlalu.

Hari-hari hanya menghitung jari. Mungkinkah akan terhenti. Yakinlah nak, semesta ini tak menghukum kita. Ingatlah. Hadirnya kita tahu. Bahkan menantapnya sambil lalu. Dia ada tapi tiada oleh mata. Hebatnya, korona menyibukkan kami. Setiap jam ribuan nyawa hilang. Kau paksa masuk dalam kantong kuning. Dan membawa bersiap meniti rumah pertiwi.

Tenagamu dhasyat..., sungguh prajurit tanpa raga. Dengan jiwa seribu gelombang, mengincar setiap insan yang lengah. “Dengan apa mensti melawan?. Sabar .” kata mu.

Kesabaran bukan berarti diam tak bergerak. Bergeraklah selalu, rentangkan tanganmu dan putarlah. Sampai oksigen memenuhi rongga dada. Ingatlah selalu menjaga kebersihan dengan mencucui tangan, dan jaga jarak. Itu yang kusampaikan padamu, kawan. Janganlah takut berada pada jarak yang jauh dari keluarga. Menepilah sejenak, demi sel tubuh yang perlu amunisi tuk bertahan. Jangan bersuara lagi kawan. Ini tanggungjawab kita. Demi kesehatan bersama. Yakinlah…. Ini perang dengan angin yang sangat kuat. Tetaplah dalam doa mu. Sampai akhirnya. Suatu saat nanti semesta akan memilih seorang yang mampu menghantarkan kita bersama lagi.

 

Salam literasi

#100katabercerita #30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallege

#WarisanAISEI #pendidikbercerita

#Day14AISEIWritingChallege

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer