JINGGA
Jingga
hadirmu dikala senja , selalu membuat warna merona. Jika hadirmu mampu
melabuhkan hatiku , manamungkin ku menjauh. Kaulah alasanku disini. Tapi
bukanlah alasan warnamu jingga aku disini. Lebih dari seribu rasa ku coba dalam
putaran waktu jingga bersamamu. Tetap munculnya jingga.
Dalam
hari yang berbeda. Dalam sapuan kanvas selalu ku ingat jingga. Ya jingga
diantaranya selalu nampak manis.
Tak
dapat kupungkiri, terkadang aku tak mampu untuk merangkai kata untukmu. Melukis
senyumpun tetap terasa kaku. Mungkinkah karena rasa ini berbeda. Biarlah ,
jangan terlalu percaya dengan rasa. Karena terkadang dia juga pembohong ulung,
yang mengundang kesedihan. Jadi salahkah kupilih jingga dari rasaku?
Jingga
diantara rasa manisku bagai mawar berduri. Warna manis, elok dipandang. Dan
sangat menusuk saat terusik. Warnamu
elok menarik hasrat tuk memetik. Wangimu mengingatkan akan sebuah nama di hati.
Tak usah kau berharap atau bangga dengan rasaku. Akupun tak menharuskanmu
mengingat. Karena aku yakin waktu akan merubah jingga menjadi senja.
Terimakasih
akan hadirmu sebelum senja. Menggores kisah diantara helaian daun, dan berbisik
bersama angin. Melantunkan kisah jingga dalam waktu indahku.
Salam
literasi
#Day4 NovAISEIWritingChallege
Gaya bahasa yang indah...mantap2
BalasHapusTerimakasih Bu Kanjeng. Mhn masukannya selalu
BalasHapus