JAMUAN DI HUTAN MANGROVE PERANCAK

 


Jamuan  di Hutan Mangrove Perancak

Siang ini terasa panasnya beda, tak menyurutkan langkah tuk keluar rumah. Setelah sekian hari tiada berani berlarian dijalan, akhirnya tersampaikan juga hasrat tuk mencari udara alam. Setelah serangkaian ritual diskusi dengan anggota rumah, meluncurlah kita ke daerah Perancak yaitu sebuah desa pesisir di daerah bali barat tepatnya Kabupaten Jembrana daerah kecintaan kami. Walaupun aku bukan kelahiran disini entah kenapa wangi tanahnya selalu ku rindukan.

Di masa pandemi tersiar kabar jika di daerah Perancak terdapat kawasan mangrove sebagai ekowisata. Pikiranku penuh tanda tanya, bagaimana rasanya berjalan-jalan ditengah rawa yang penuh dengan berbagai jenis tumbuhan Mangrove atau Bakau. Setelah lima belas menit di dalam mobil akhirnya kita sampai di tempat tujuan. Karena lokasi Ekowisata Perancak disebelah selatan pusat kota  Jembrana.

Harga tiket masuknya juga bersahabat dengan kantong, hanya 10.000/orang untuk dewasa dan 5000 untuk anak-anak. Tapi untuk hari itu rejeki buat ku sekelurga karena kita dikenal sebagai guru disalah satu sekolah di Desa Air Kuning, jadi kita “ Geeeraaaatissss!” bahagianya jadi guru di hargai saat itu.

Hawa panas di tepi jalan terasa hilang karena hembusan oksigen dari mulut daun Mangrov yang seakan menyapa dengan manis.

“Wow….. luar biasa!” teriak anak – anak kegirangan. Sedangkan aku mulai sibuk menyapa  pohon-pohon Mangrov. Ku tanya satu persatu, dan mencocokkan dengan papan nama mereka yang terpacung di dalam kazebo. Luar biasa nama mereka sangat unik dan rumit dalam ingatan. Tapi mereka berbisik “ seringlah kesini. Aku pasti dekat dihati mu. Dan kau pun akan selalu ingat dengan ku.”



“ Ya …nama ku Avicennia alba ( Bakau Api-api), Bruguiera gymnorrhisa (Bakau Lindur), Xylocarpus rumpii ( Nyireh Laut ), Xylocarpus granatum ( Nyiri Batu ), Nyapa fructicans ( Bakau Buyuk ), dan ada yang lainnya lagi, kepalaku mulai lupa untuk mengingat. Sudahlah …. Mungkin karena baru sekali hadir.” Begitulah ku sapa mereka dalam hati.

Jalan kayu yang kedap air membelah rimbunan pohon Mangrov. Diantara jalan kayu di bawahnya nampak lumpur rawa yang setengah basah, tepatnya lembab kali.

“ He….! Lihat ada banyak lubang di tanah rawa ini, hiiiiiii…..!” loncat anakku yang paling kecil. Kakanyapun ikut meloncat kearah ku.

“ Ini rumah kepiting.” Ku katakana pada mereka, sehingga tidak merasa takut lagi. Akhirnya kita berteduh dibawah gazebo di pinggir sungai. Nampak hamparan bakau di pinggir sungai pertemuan air laut. Yang sering disebut sebagai “Soan.”

Sambil menikmati minuman dingin akhirnya mereka tahu manfaat Bakau atau Mangrov dari papan yang terpacung disana.

Jelas tertulis di papan jika ekosistem mangrove yang dilestarikan di Perancak sangat bermanfaat untuk:

1.      Menjaga kesuburan tanah, sehingga memberikan nutrisi bagi hewan yang hidup di kawasan itu seperti ikan, udang, dan kepiting.

2.      Akar bakau dapat melindungi tanah dari abrasi air laut.

3.      Hutan mangrove dapat digunakan sebagai penopang dari pemanasan air laut dan melindungi banjir dari kawasan pesisir.

4.      Hutan mangrove dapat menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan darat sehingga dapat menjaga iklim yang sejuk dan m\nyaman bagi kehidupan.

Begitu pentingnya keberadaan mangrove / bakau membuat mereka betah terbenam dalam papan pengumuman. Dan yang tak kalah pentingnya ada tempat baru bagi mereka untuk berkreasi tiktok yang lagi tren. Senyumku dalam hati.

Akhirnya kita pun harus pamit pulang karena semua pohon telah tersapa dan kameranya pun penuh dengan kenangan bersamanya. Terimakasih Pemda Jembrana beserta Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL) dan Kementrian Kelautan yang telah menggagas wisata alam dengan penataan jalan setapak dari kayu melintasi hutan Mangrove atau Bakau. Akhirnya kami Bali Barat memiliki tempat wisata edukasi yang sangat lestari.



 

Salam literasi

#thepowerofkepepet

#pikir15menit

#nulis15menit

#kasihsayang

#Feb20AISEIWritingChallenge

 

 

 


Komentar

  1. Sangat asri, sejuk, an tertata rapi. Tulisan dg ilustrasi yg tak kalah rapi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Pak, baru bisa masuk ke hutan mangrove, he he he

      Hapus
  2. Wah, HTM nya gak mahal juga. Udah mudah, tapi banyak manfaatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wisata murah yg mengedukasi juga, he he he. Terimakasih pak

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer