KEABADIAN KASIH
KEABADIAN
KASIH
Oleh Kade Yuli
Hujan bernyanyi lagi. Gemercik jatuh bertaburan di padang pasir. Gemerincing terkoyak
kaki tak beralas. Munkinkah tanya dalam diam. Alunan ini begitu menggema
memecah lorong dibatas sunyi mu.
Musim
kini berganti namun hujan tak pernah pergi. Haruskah ku yakin dalam gemgam
ini?. Seribu malam telah kulalui. Tak terbayang berapa kabut telah tergulung
dihadapanku. Tetap gerimis menuju hujan. Meneduh padang savanna diantara
belukar. Diantaranya berdaun pedang berbunga mawar. Akankah rayap menyapanya
tuk berbagi kisah?.
Seakan
teduh diantara siang. Jangan percaya itu akan jadi hujan. Yakinlah dengan
aturan-Nya. Ragu tak cukup menggapai kasih Nya. Mendekatlah dengan jiwa murni. Setelah
itu tertunduklah dalam simpuh tak bertikar.
Denting
gelas mulai kosong. Tegukan anggur terakhir untuk mu. Memabukkan cinta sang
pengelana. Mengorek dahaga tuannya. Cinta membawanya bertepi disebuah telaga
berpermadanikan teratai putih, hisan sang dewi. Anggun tubuhmu berdiri lemah
diantara pemujamu. Suaramu lirih dalam getar mengelus malam tuk bermimpi.
Langkah
gontai tak surutkan hasrat menuju mu. Begitu kuat hembusan ini menundukkan ego
dalam sujud. Kau adalah alasanku. Mulai sekarang juga nanti kau kan selalu ku
kenang . Berlabuh sudah janji ini pada mu tak cukup pada hati. Untuk mu
terimakasih hiasi jiwa-jiwa sunyi dalam gelap gemerlap. Harapku tak pernah
pupus pahatkan kasih dalam dinding berbingkai cinta. Lelaplah kau kini
berselimut pertiwi. Berlampukan bintang rembulan.
Bersandar
mimpi rasa itu hadir lagi tumbuhkan angan sesakkan dada. Cinta datang dan
pergi tak terhapus waktu. Kerling kasih gundahkan waktuku , goyahkan hati
membawa cintaku jauh. Ku coba raba halangi waktu. Urungmu tak mampu menonggak
ada mu.
Mataku mulai terpejam, mencari wajah – wajah bayangan. Beriring musik lagu meniti setiap bait alunan mu. Masih disini menata yakin. Mendengar sayup emosi, aku ternyata merindukan mu. Tergoda senyummu menemani di ujung senja. Melarutkan kerut wajah berujung duka. Terbayang kasih beranjak jauh.
Duhai
kasih….termanggu ku dalam bayang. Melangkah menuju altar, mencari persembahan
bagi jiwa yang menggigil. Ku tahu ada beda. Langkahmu ke mana dan dia kemana,
hanya demi satu, suatu saat kan bertemu. Semua bunga ada di pingan dengan perjamuannya. Ragu dan gusar menjamah
hati-hati pengelana. Cukup cakupan tangan menyentuh kasih di alam fana. Laguku
demi sayangku tak berhingga.
Salam
Literasi
#thepowerofkepepet
#pikir15menit
#nulis15menit
#kasihsayang
#Feb06AISEIWritingChallenge
Wahhh...hebat sekali artikelnya. Saya belum bisa tuh.
BalasHapusTerimakasih bunda cantik
HapusKeabadian kasih tak pernah sirna sepanjang masa...luar biasa..
BalasHapusTerimakasih Pak Imam
HapusBu Yuli keren , wah cocok jadi penulis novel, puisi
BalasHapusDik Rita bisa aja. Dirimu lebih luar biasa
Hapus