MENGUJI KESABARAN DI KELAS ONLINE
MENGUJI
KESABARAN DI KELAS ONLINE
Dari
Hari Senin sampai dengan Jumat kita guru selalu berada di depan layar laptop
menjalankan proses belajar secara online. Tentu berdasarkan jadawal mata
pelajaran yang kita ampu memasuki ruang kelas online di kelas yang ditugaskan.
Berbeda dengan guru SD, mereka harus setiap hari berada dalam ruang kelas
online yang sama. Untuk itu setiap guru di masa sekarang dan samapai yang akan
datang selalu diharapkan belajara, agara bisa melek teknologi.
Wawasan
seorang guru saat belajar dimasa pandemi benar-benar dituntut mengikuti
perkembangan, karena kegiatan belajar sudah melalui kelas maya. Ilmu seakan
mudah dipetik anaka-anak melalui internet, asal mereka cukup kuota. Mereka
dengan mudah dapat mencarai informasi yang ingin diketahui. Tetapi disatu sisi
ada beberapa ancaman yang menghantui anak-anak kita jika tidak dalam
pengawasan. Terutama bagi mereka yang masih dalam tahap pendidikan dasar.
Terkadang mereka tergiur tawaran gime dari beberapa media yang secara tidak sengaja
muncul dalam layar gawainya.
Sekali
menikmati permainan gime akan membuat rasa penasaran anak untuk mencobanya
lagi, bahkan membuat mereka ketagihan dan melupakan tugas utamanya untuk
belajar. Saat ini berarti anak memerlukan pendampingan dari orang tua. Emosi
tidak akan menyelesaikan masalah mereka, bahkan dapat menjerumuskan atau
menyakiti perasaan sang anak. Ini malah menjadi ancaman yang luar biasa
terhadap kejiwaan sang anak. Pada kondisi ini perlu kerjasama antara orang tua
dengan sekolah. Jika ada keterbukaan antara kedua pihak tentu menemukan jalan keluar demi psikis anak
sehingga mau kembalai belajar ke kelas online.
Hal
ini juga terjadi pada salah satu muridku. Saat itu sampai tidak mengikuti
evaluasi diakhir materi yang telah dibahas selama dua pekan di kelas online. Ku
hubungi lewat nomor WhatsApp tak
dibalas. Akhirnya terpaksa ku hubungin orang tuanya. Nah…….terjawab sudah
permasalahannya. Ternyata muridku asyik dengan gimenya. Jalan keluar ku
tawarkan dia untuk datang ke sekolah dan belajar dengan gawainya di sekolah.
Jadilah
setiap pagi selama tiga hari aku menyibukkan diri mendampingi sang siswa
menyelesaikan materi dan tugas yang belum disetorkan ke guru-gur mata
pelajaran. hitung -hitung belajar ilmu sabar dari sang siswa, he he he..... Bersyukur orang tuanya masih menerima laporan yang ku sampaikan jika
anaknya memiliki tunggakan belajar di kelas dan mau mengantarkan anaknya ke
sekolah. Sehingga siswa tersebut dapat mengikuti PTS yang dilaksanakan sekolah
mulai tanggal 8 Maret sampai dengan 16 Maret 2021.
Salam
litersai
#12MaretChallenge#ceritakelaskuhariini#ceritamuridkuhariini#ceritaanakkuhariini#
Komentar
Posting Komentar