TEMARAM DI PEBRUARI
TEMARAM DI PEBRUARI
Oleh kade yuli
Ku
sapa bayangan diantara bulan . Kedip Mu berisyarat akan akhir sebagai awal
putaran bulan. Pada matahari ku kirim kabar, fajar takkan pernah bertanya dari mana waktu
kemunculan. Semua tertata dalam cawan yang begitu indah.
Saat
jamuan, tersisa serpihan roti diantara cerita semut. Menyisakan rasa manis yang berlebihan. Gula
itu menawarkan rasa bagi hambar diantaranya. Adakah garam menemani yuminya.
Semua kabur diantara kabut malam yang semakin dingin. Begitu besarkah hati di
perjuangkan?????
Temaram
semakin tenggelam menghanyutkan mimpi dalam kesendirian. Diantara jendela
nampak kerlip lampu di seberang kota. Sementara diantara langit nampak hiasan
bintang menerangi tarianmu nanjauh disana. Tatapan pun seakan menyapamu.
Membalas rindu akan sua yang pernah terjaga.
Kini
musim telah berlalu. Bunga telah berguguran menanti buah menjadi tunas baru. Dan
dia pun menanti musim semi tuk kembali. Demi sebuah cinta tak bertepi. Tapi
badai ini tak cukup puas menyapu hati. Menggelitik selaput menguliti.
Menghantam rusuk kejujuran. Meremas gerak peristaltik trakea. Memaksa merangkak
dalam kepastian.
Salamku
pada waktu demi jiwa diatas langit. Terimaksih atas damai tetesan embun
mengingatkan mimpi atas daun akan hasratnya. Salam kasihku pada jiwa – jiwa murni
diantara cinta di Bulan Pebruari.
Salam
literasi
#thepowerofkepepet
#pikir15menit
#nulis15menit
#kasihsayang
#Feb28AISEIWritingChallenge
Entah mengapa ketika saya baca blog punya bu Kade sy selalu ingat cerita2 kahlil gibran,kata2 itu sungguh mengagumkan
BalasHapusSaya juga pengagumnya, andai bisa sepertinya tentu hidup semakin indah
HapusMenggelitik, Menghantam, Meremas....
BalasHapusSungguh diksi yang saya tidak duga.
Terimakasih untuk tulisannya
Ini iseng saja Pak Indra, terimakasih sdh membaca
Hapus