TUJUH BELAS MARET
TUJUH BELAS MARET
Genap setahun sudah sekolah di
Bali di tutup untuk kegiatan tatap muka dalam belajar. 17 Maret 2020.
Menjadi awal sejarah yang tak mungkin terlupakan. Teringat jelas
bagaimana kepanikan saat itu. Anak-anak dipulangkan lebih cepat dari biasanya.
Semua serba mendadak, penuh tanda tanya. Semua bermula dari Wuhan. Tanpa
mengeluh merekapun menurut untuk pulang.
Mungkin mereka telah paham tentang isu yang terjadi.
Ya…. Virus corona sudah sampai ke negeri kita. Ditandai dengan adanya pasien 01 dan 02. Keadaan ini di dukung dengan adanya surat keputusan tanggal 9 Maret 2020, dari kementrian pendidikan. Untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah. Dengan alasan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Kepanikan berlanjut dan membuat kita harus merenung dalam doa. Apa sebenarnya ini.
Setahun murid-muridku berada dalam kelas maya. Membuat
kami hanya bertegur sapa lewat jaringan. Sering keluh kesah mereka ungkapkan
lewat chat. Membuat aku menjadi menahan rasa dalam hati, terutama jika ada yang
berkesah jika dia tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas online karena keadaan
kedua orang tuanya sakit atau karena tiada biaya untuk pulsa lagi.
Sekolah
selama setahun ini hanya dihadiri guru dan staf pegawai. Kebersihan lingkungan
pun menjadi tugas kami warga sekolah. Sambil pembersihan guru-guru mengatur waktunya
untuk mengajar di kelas online. Begitu juga dengan diriku saat ini. Mendapat giliran
tugas membersihkan lingkungan di kelas pojok belakang yang kebetulan sangat
jauh dari ruang guru. Maklum sekolah tempat ku mengabdi lumayan luas sekiatar
satu hektar tiga ratus are luasnya. Terbayang bagaimana bergerillya warga
sekolah untuk membersihkan halaman sekolah.
Hari
ini aku tepat berada di depan kelas VII C. entah mengapa terlintas dalam
bayangan keseruan mereka dulu melakukan percobaan uji asam basa menggunakan
ekstrak bunga yang berwarna warni, terbayang kagetnya mereka saat melihat warna
yang berubah. Ah……..kenangan yang indah saat mendampingi mereka di kelas. Sekarang
kalian telah kelas VIII nak, semoga kalian juga memiliki kenangan seperti ibu
saat lewat di kelas mu. Korona membuat kalian terbatas dalam menikmati waktu. Tapi
yakinlah di lain waktu pengorbanan mu di masa pandemi akan ada hari indah
menanti. Aamin.
Salam literasi
#16MaretChallenge#ceritakelaskuhariini#ceritamuridkuhariini#ceritaanakkuhariini#
Semua merasakan hal yang sama. Semua merasakan romantika yang serupa. Hanya doa yang bisa kita panjatkan.
BalasHapus